29 November 2014

PELANTIKAN TARUNA SMKN 1 WONOASRI ANGKATAN IV

Hari ini Sabtu, 22 Nopember 2014 Taruna SMKN 1 Wonoasri Angkatan IV dilantik oleh Bapak Wakil Bupati Madiun Drs. H. Iswanto, M.Si. Pelantikan Taruna Angkatan I - III saya selalu mendampingi pelantikannya, tetapi hari ini saya harus ke Jakarta dalam rangka menjemput SMK Rujukan Tahun 2015 bagi SMKN 1 Wonoasri. Rasanya memang ganjil,njanggal, tidak komplit tudak bisa mendampingi pelantikan Taruna Angkatan IV, tetapi pengembangan SMK Rujukan juga amat penting dalam rangka mengangkat sekolah ini ke derajat yang lebih tinggi lagi.
Pelantikan Taruna Angkatan I sangat sederhana dan hanyan diikuti oleh staf Taruna atau Staf Batalion yang berjumlah 72 taruna. Taruna angkatan I sebagai leader mengikuti pelatihan sekitar 3 bulan saja. Pelantikannya pun juga hanya sederhana di lapangan belakang sekolah, dilantik oleh kepala Dinas Pendidikan. Musik yang mengiringi hanya dongkrer sumbangan dari smkn 1 Jiwan, bukan Marching Band ala militer dengan berbagai atraksinya. Demonstrasi yang disuguhkan juga sangat sederhana sekali, bukan seperti sekarang.
Pelantikan Taruna Angkatan ke II dilaksanakan di GOR Pangeran Timur, dilantik oleh Bapak Wakil Bupati dan dihadiri oleh Komendan Kodim 0803, kapolres Madiun, Wakil Ketua DPRD Kab. Madiun, dan beberapa pejabat lainnya. Acara pelantikan Taruna Angkatan II diiringi oleh Marching Band Gema Turuna Nada/GTN, sekaligus menjadi cikal bakal group Marching Band di SMKN 1 Wonoasri. Selain itu juga dimeriahkan oleh atraksi demo PBB Formasi, Senam Balok, Bela Diri Militer, serta Dongkrer.
Pelantikan Angkatan III dilaksanakan di Lapangan Krajan Mejayan dengan formasi yang hampir mirip dengan angkatan III, hanya pejabat yang melantik adalah Asisten Pemerintahan.
Pelantikan Taruna Angkatan IV dilaksanakan di Lapangan Krajan Mejayan dengan pejabat yang melantik adalah Bapak Wakil Bupati Madiun. Format pelantikan hampir sama dengan acara pelantikan sebelumnya, hanya pelantikan kali ini menghadirkan Reyog Ponorogo. Pejabat yang ikut serta menghadiri pelantikan Taruna kali ini juga cukup banyak, yaitu wakil ketua DPRD Kab. Madiun, Kodim 0803 Madiun, Kapolsek wonoasri, Camat wonoasri dan pejabat lainnya.
Bisakakah kegiatan ketarunaan menjadi contoh dan diangkat sebagai agenda nasional bagi anak-anak SMK..? Kalau kegiatan ini lebih ditingkatkan menjadi kegiatan "Semi Wajib Militer" bagaimana.... .? anak-anak bangsa ini bisa mencontoh korea, jepang atau singapura bahkan china juga ada wajib militer.

VIP - kan Guru-Guru Kita

Oleh: Anies Baswedan
Berapa jumlah guru yang masih hidup?” itu pertanyaan Kaisar Jepang sesudah bom atom dijatuhkan di tanah Jepang.
Kisah itu beredar luas. Bisa jadi itu mitos, tetapi narasi itu punya konteks yang valid: pemimpin ”Negeri Sakura” itu memikirkan pendidikan sebagai soal amat mendasar untuk bangkit, menang, dan kuat. Ia sadar bukan alam yang membuat Jepang menjadi kuat, melainkan kualitas manusianya. Pendidikan jangan pernah dipandang sebagai urusan sektoral. Pendidikan adalah urusan mendasar bangsa yang lintas sektoral. Hari ini 53 persen penduduk bekerja kita hanya tamat SD atau lebih rendah, yang berpendidikan tinggi hanya 9 persen. Pendidikan bukan sekadar bersekolah, melainkan fakta itu gambaran menampar yang membuat kita termenung.
Dari sisi kuantitas, penduduk Indonesia di urutan keempat dunia, tetapi dari segi kualitas di urutan ke-124 dari 187 negara. Bangsa ini telah secara ”terencana” membuat sebagian besar penduduknya dicukupkan untuk berlevel pendidikan rendah. Tak aneh jika kini serba impor karena memang sebagian besar penduduk bekerja kita hanya bisa menghasilkan produk bernilai tambah yang rendah.
Selama bangsa dan para pemimpinnya bicara pendidikan secara sambil lalu, dan selama masalah pendidikan dianggap bukan masalah kepemimpinan nasional, jangan harap masa depan akan bisa kuat, mandiri, dan berwibawa. Kunci kekuatan bangsa itu pada manusianya. Jangan hanya fokus pada infrastruktur penopang kehidupan bangsa. Sesungguhya kualitas infrastruktur kehidupan sebuah bangsa semata-mata cermin kualitas manusianya !
Pendidikan adalah soal interaksi antarmanusia. Interaksi antara pendidik dan peserta didik, antara orangtua dan anak, antara guru dan murid, serta antara lingkungan dan para pembelajar. Guru adalah inti dari proses pendidikan. Guru menjadi kunci utama kualitas pendidikan.
Berhenti memandang soal guru sebagai ”sekadar” soalnya kementerian atau sebatas urusan kepegawaian. Soal guru adalah soal masa depan bangsa. Di ruang kelasnya ada wajah masa depan Indonesia. Gurulah kelompok yang paling awal tahu potret masa depan dan gurulah yang bisa membentuk potret masa depan bangsa Indonesia. Cara sebuah bangsa memperlakukan gurunya adalah cermin cara bangsa memperlakukan masa depannya!
Ya, penyesuaian kurikulum itu penting, tetapi lebih penting dan mendesak adalah menyelesaikan masalah-masalah terkait dengan guru. Guru merupakan ujung tombak. Kurikulum boleh sangat bagus, tetapi bakal mubazir andai disampaikan oleh guru yang diimpit sederetan masalah. Tanpa penyelesaian masalah-masalah seputar guru, kurikulum nyaris tak ada artinya.
Guru juga manusia biasa, dengan plus-minus sebagai manusia, guru tetap kunci utama. Seorang murid menyukai pelajaran bukan sekadar karena buku atau kurikulumnya, melainkan karena gurunya. Guru yang menyebalkan membuat murid menjauhi pelajarannya, guru yang menyenangkan dan inspiratif membuat murid mencintai pelajarannya.
Kita pasti punya banyak guru yang dulu mengajar. Ada yang masih diingat dan ada yang terlupakan. Artinya, setiap guru punya pilihan, mau jadi pendidik yang dikenang karena inspirasinya atau menjadi pendidik yang terlupakan atau malah diingat karena perilakunya negatif. Guru harus sadar diri. Ia pegang peran besar, mendasar, dan jangka panjang sifatnya. Jika seseorang tak mau menjadi pendidik yang baik, lebih baik berhenti menjadi guru. Terlalu mahal konsekuensi negatifnya bagi masa depan anak dan masa depan bangsa. Ini statement keras, tetapi para pendidik dan pengelola pendidikan harus sadar soal ini. Kepada para guru yang mendidik dengan hati dan sepenuh hati, bangsa ini berutang budi amat besar.
Tiga persoalan besar
Paling tidak ada tiga persoalan besar mengenai guru kita. Pertama, distribusi penempatan guru tidak merata. Di satu tempat kelebihan, di tempat lain serba kekurangan. Kekurangan guru juga terjadi di kota dan di desa yang dekat kota. Ini harus dibereskan. Kedua, kualitas guru yang juga tidak merata. Kita harus mencurahkan perhatian total untuk meningkatkan kualitas guru. Mudahkan dan berikan akses bagi guru untuk mengembangkan potensi diri dan kemampuan mengajar. Bukan sekadar mendapatkan gelar pascasarjana, melainkan soal guru makin matang dan terbuka luas cakrawalanya.
Ketiga, kesejahteraan guru tak memadai. Dengan sertifikasi guru telah terjadi perbaikan kesejahteraan, tetapi ada konsekuensi administratif yang sering justru merepotkan guru dan perlu dikaji ulang. Selain soal guru honorer, guru bantu yang masih sering diperlakuan secara tak honored (terhormat). Semua guru harus dijamin kesejahteraannya.
Melihat kondisi sebagian besar guru hari ini, kita seharusnya malu. Kita titipkan masa depan anak-anak kepada guru, tetapi kita tak hendak peduli nasib guru-guru itu. Nasib anak-anak kita serahkan kepada guru, tetapi nasib guru amat jarang menjadi perhatian kita, terutama kaum terdidik, yang sudah merasakan manfaat keterdidikan. Bangsa Indonesia harus berubah. Negara dan bangsa ini harus menjamin nasib guru.
Menghormati guru
Mari bangun kesadaran kolosal untuk menghormati-tinggikan guru. Pemerintah harus berperan, tetapi tanggung jawab besar itu juga ada pada diri kita setiap warga negara, apalagi kaum terdidik. Karena itu, VIP-kan guru-guru dalam semua urusan!
Guru pantas mendapat kehormatan karena mereka selama ini menjalankan peran terhormat bagi bangsa. Saya ajukan dua ide sederhana menunjukkan rasa hormat kepada guru: jalur negara dan jalur gerakan masyarakat. Pertama, negara harus memberikan jaminan kesehatan bagi guru dan keluarganya, tanpa kecuali. Kedua, negara menyediakan jaminan pendidikan bagi anak- anak guru. Bangsa ini harus malu jika ada guru yang sudah mengajar 25 tahun, lalu anaknya tak ada ongkos untuk kuliah. Jaminan kesehatan dan pendidikan keluarganya adalah kebutuhan mendasar bagi guru. Kita harus mengambil sikap tegas: amankan nasib guru dan keluarganya sehingga guru bisa dengan tenang mengamankan nasib anak kita.
Di jalur masyarakat, Gerakan Hormat Guru harus dimulai secara kolosal. Misalnya, para pilot dan awak pesawat, gurulah yang menjadikanmu bisa ”terbang”, sambutlah mereka sebagai penumpang VIP di pesawatmu, undang mereka boarding lebih awal. Para dokter dan semua tenaga medis, gurulah yang mengajarimu sehingga bisa berseragam putih, sambutlah mereka sebagai VIP di tempatmu merawat. Pada pemerintah dan dunia usaha di berbagai sektor, semua prestasi yang dikerjakan adalah buah didikan guru di masa lalu, VIP-kan guru, jadikan mereka customer utama, berikan mereka kemudahan, berikan mereka diskon. Bukan hanya besaran kemudahan atau diskon, melainkan ekspresi kepedulian itu yang menjadi bermakna bagi guru.
Dan semua sektor lainnya, ingatlah bahwa guru merupakan modal awal untuk meraih masa depan yang lebih baik, lebih sejahtera itu dibangun. Di setiap kata dalam pesan pendek (sms) yang ditulis, di sana ada tanda pahala guru. Bangsa ini akan tegak dan disegani saat guru-gurunya terhormat dan dihormati. Bagi anak-anak muda yang kini berbondong-bondong memilih pendidikan guru, ingat tujuan menjadi guru bukan cari tingginya rupiah. Anda pilih jalan mulia, menjadi pendidik. Jangan kemuliaan dikonversi sebatas urusan rupiah, itu cara pintas membuat kemuliaan alami devaluasi. Kesejahteraan Anda sebagai guru memang harus terjamin, tetapi biarkan sorot mata anak didik yang tercerahkan atau cium tangan tanda hormat itu menjadi reward utama yang tak ternilai bagi anda.
Indonesia akan berdiri makin tegak dan kuat dengan kualitas manusia yang mumpuni. Para guru harus sadar dan teguhkan diri sebagai pembentuk masa depan Indonesia. Jadilah guru yang inspiratif, guru yang dicintai semua anak didiknya. Bangsa ini menitipkan anak-anaknya kepada guru, sebaliknya kita sebangsa harus hormati dan lindungi guru dari impitan masalah. Ingat, jadi guru bukanlah pengorbanan, melainkan kehormatan. Guru dapat kehormatan mewakili kita semua untuk melunasi salah satu janji kemerdekaan republik ini: mencerdaskan kehidupan bangsa. Jadikan kami sebangsa makin bangga dan hormat pada guru!
 (Sumber: Kompas.com, tanggal 28 November 2013)

14 Oktober 2013

Pendidikan Ketarunaan SMKN 1 Wonoasri


Mendengar nama Pendidikan dan Latihan Ketarunaan, mungkin semua orang langsung menghubungkan dengan pendidikan di Akademi Militer atau Pendidikan Kemiliteran Secata, Secaba dan lain sebagainya. Anggapan itu memang ada benarnya, karena Pendidikan dan Latihan Ketarunaan memang dirangcang seperti pendidikan militer, tetapi tidak sekeras atau seberat yang dilakukan oleh kemiliteran.
Pendidikan dan Latihan Dasar Ketarunaan SMKN 1 Wonoasri adalah Wahana untuk membentuk mindset dan Karakter siswa agar menjadi Taruna sehat, kuat, disiplin dan berkarakter serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, tujuan SMK dan tujuan Kompetensi Keahlian. Diklatsar Taruna juga merupakan wahana menumbuh kembangkan dan mengimplementasikan nilai-nilai daya cipta(koqnisi) , karsa(Afeksi)  dan rasa(action). Keseimbangan antara kecerdasan kognitif (pengetahuan), perasaan (afektif) dan tindakan (action) akan membangun kekuatan karakter diri yang baik. Karakter diri sangatlah penting peranannya. Sebab, karakter diri adalah cara pikir dan prilaku yang khas dari individu untuk hidup dan bekerjasama dengan sekitarnya.
Pendidikan dan Latihan Dasar Ketarunaan merupakan implementasi dari nilai-nilai Karakter bangsa yang telah dicanangkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional yaitu Religius, Jujur, Disiplin, Toleransi, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah Air, Komunikatif, Bersahabat, Cinta Damai, Gemar Membaca, Cinta Lingkungan, Peduli sosial, Tanggung Jawab dan Mempunyai Jiwa Enterpreneurship.
Materi Pendidikan dan Latihan Ketarunaan SMKN 1 Wonoasri terdiri dari : PBB, Lari, Merayap, Sit Up, Push Up, Long March, Pull Up, Rol Depan Belakang, Melompat, Paskibra, Tiarap, Renungan, Kerohanian, Caraka Malam, Kesehatan, Jembatan Tali, Pembinaan Mental, Wawasan Bela Negara, Wawasan Cinta Tanah Air, Seni Budaya, Kewirausahaan, Pertahanan battalion, Leadership, Bela Diri Militer, Senam balok.
Peraturan Baris Berbaris (PBB) sebagai dasar pembentukan karakter disiplin, jujur, kekompakan, saling menghormati, kerja keras dan bertanggung jawab diberikan kepada seluruh taruna dengan porsi latihan yang lebih besar dibandingkan dengan jenis latihan lainnya. PBB dimaksudkan juga untuk membentuk karakter ketegaran keseragaman, ketangkasan, kesigapan, kelincahan, keindahan, kerapihan, ketanggapan, ketertiban, kekhidmatan dan kesopanan.  PBB juga dapat membentuk sikap batin berupa sikap ketenangan, keberanian, ketaatan, kekuatan, keikhlasan, kesaradaran, persaudaraan dan pengorbanan.
Lari, merayap, sit up, push up, long march, pull up, rol depan belakang dan melompat dimaksudkan untuk membentuk fisik taruna agar sehat dan kuat.  Dengan fisik yang kuat dan sehat, maka akan menambah kepercayaan diri taruna dalam bertindak. Paskibraka diberikan kepada seluruh taruna, agar taruna mempunyai sikap wawasan kebangsaan yang tinggi dan siap menjaga empat pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhenika Tunggal Ika dan NKRI.
Seluruh kegiatan ketarunaan dimulai dengan do’a dan diakhiri juga dengan do’a dan setiap kegiatan selalu memegang teguh nilai-nilai religius yang diajarkan oleh masing-masing agama, bahkan penggunaan seragam latihan dan seragam harian taruna selalu mencerminkan nilai-nilai agamis. Pembinaan kerohanian dilakukan secara terus menerus selama pendidikan berlangsung.
Untuk menambah kekuatan fisik dan keseimbangan taruna diberikan materi senam balok, beladiri militer dan jembatan tali. Sedangkan untuk memupuk dan mempertebal rasa kebangsaan kepada taruna diberikan materi-materi wawasan kebangsaan, pertahanan batalion, bela negara dan wawasan cinta tanah air.

Apa Kabar Kurikulum 2013

Sudah 3 bulan lebih 1minggu Kurikulum 2013 dimplementasikan di sekolah-sekolah seluruh Indonesia utamanya adalah sekolah sasaran yang ditunjuk oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Sekolah sasaran berjumlah 6.426 sekolah yang terdiri dari tingkat SD 2.599 sekolah, SMP 1.514 sekolah, SMA 1.282 sekolah dan SMK 1.030 sekolah.

Untuk SMK dari jumlah 1.030 sekolah yang tersebar di 33 propinsi dan diimplementasikan oleh masing-masing Kabupaten 3 sekolah, bagaimana perkembangannya sekarang...? Dari 16 Mata pelajaran yang ada di SMK yang siap untuk implementasi kurikulum 2013 baru 3 mapel yaitu Bahasa Indonesia, Matematika dan Sejarah Indonesia. Mata Pelajaran lainnya sampai sekarang tidak ada kabar beritanya, apakah bisa disusulkan Tahun pelajaran 2013-2014 apa tidak.

18 Desember 2012

KURIKULUM 2013 : Penyerhanaan - Tematik Integratif

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
gambar1
skema1
Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik.
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
skema2
skema3
Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap pengembangan kurikulum 2013

31 Agustus 2012

Guru Bersertifikat Akan Dievaluasi

Oleh Prof. Suyanto, Ph.D
Plt. Dirjen Pendidikan Dasar Kemdikbud
Guru yang saat ini sudah memegang sertifikat pendidik akan segera dievaluasi. Demikian rencana pemerintah dalam kerangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan secara terus menerus. Pendidikan dalam prosesnya akan menghasilkan outcome yang final. Artinya, sekali satuan pendidikan memberikan tanda tamat belajar kepada siswa ya itulah hasil akhir dari proses yang ditawarkan sekolah dan dibeli oleh siswa. Jadi, kalau terjadi kesalahan dalam proses pendidikan yang diakibatkan oleh tidak dimilikinya kompetensi oleh guru, maka tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki outcome dari sebuah proses pendidikan oleh satuan pendidikan itu sendiri.
Kalau saja guru mengajarkan konsep, pengetahuan, ilmu, maupun sistem nilai yang salah kepada siswa, maka setelah seorang siswa lulus dari sekolahnya semua bentuk kesalahan itu akan dibawa serta oleh para lulusan kemana saja dia hidup dan mengabdi. Oleh karena itu guru harus benar-benar profesional, menguasai kompetensi profesi, akademik, sosial, maupun kompetensi pribadi.
Sungguh sangat beda dalam industri barang yang besifat massif juga, seperti dalam industri otomotif. Jika ada produk mobil yang ternyata salah, maka produsennya dengan mudah pasang pengumuman agar semua pembeli merk mobil yang dibuat pada tahun tertentu datang lagi ke semua agen penjualannya untuk dibetulkan kesalahannya. Lalu bagaimana dalam dunia pendidikan formal persekolahan? Sangat tidak mungkin dan sangat tidak bisa untuk memanggil kembali semua lulusannya untuk dilakukan perbaikan konsep, pengetahuan, keilmuan, maupun tata nilai yang sudah terlanjur mereka terima secara salah dari guru-guru mereka. Itulah sebabnya guru memang sedapat mungkin tidak mengajarkan sedikitpun sesuatu hal yang salah pada siswanya. Oleh karena itu para guru kita yang saat ini telah memagang sertifikat pendidik yang jumlahnya telah mencapai 1.020.000 di jenjang pendidikan dasar dan menengah, perlu meningkatkan dirinya sebagai guru profesional dari hari ke hari tanpa henti. Mengapa begitu? Karena ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini melaju amat sangat cepat.
Tiga puluh tahun lalu suatu ilmu pengetahuan berkembang memerlukan waktu puluhan tahun. Saat ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang berlipat hanya memerlukan waktu dalam kurun bulan saja. Kalau saja guru guru kita yang telah memegang sertifikat profesi tidak dilihat secara periodik kompetensinya, sulit diketahui dan dicegah apakah guru kita memang telah menjalankan proses pembelajaran secara profesional di kelasnya masing-masing, sehingga tidak memberi bekal yang keliru baik secara pedagagis maupun akademik kepada para siswanya setelah lulus nanti.
Mengapa harus dievaluasi? Apakah tidak pantas dipercaya mereka para guru yang telah mendapatkan sertifikat pendidik? Persoalannya bukan percaya tidak percaya, tetapi permasalahnnya lebih terletak pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang selalu mengikuti prinsip deret ukur, sedang peningkatan kompetensi para guru bisa dipastikan hanya bisa berjalan sesuai prinsip deret hitung. Di samping itu, saat ini pembangunan pendidikan kita memusatkan pada kebijakan peningkatan mutu layanan.
Jika saja para guru yang telah disertifikasi itu tidak berdampak pada mutu layanan, apa kata dunia pada sektor pendidikan kita? Di negara maju semua profesional juga selalu dievaluasi secara periodik. Seorang mekanik saja, di Amerika Serikat, harus lulus uji sertifikasi setiap lima tahun sekali. Kalau tidak lulus, maka ijin bengkelnya dicabut. Begitu juga seorang dokter, setiap lima tahun sekali harus menjalani uji kompetensi. Kalau tidak lulus mereka di-grounded, tidak bisa prektek kedakteran lagi. Bagaimana semangat eavaluasi para guru bersertifikat pendidik? Tentu tidak ada niatan untuk memutuskan kegiatan mengajar mereka di dunia pendidikan, terlebih lebih memutuskan tunjangan profesinya. Tujuan utamanya ialah agar para guru profesional kita sadar bahwa continues professional development tetap dilakukan secara terus menerus.
Ada gejala bagi guru yang telah bersertifikasi tidak mau lagi meningkatkan kompetensi profesi mereka. Jika diminta untuk mengikuti seminar akademik saja mereka ogah-ogahan lantaran telah memiliki sertifikat pendidik. Di samping itu, pemerintah memang sudah luar biasa memberikan berbagai tunjangan kepada para guru kita. Paling tidak tahun ini di jenjang pendidikan dasar saja talah mencapai 30 trilyun rupiah untuk membayar berbagai tunjangan guru. Oleh karena itu wajar kalau kompetensi mereka dipetakan melalui sebuah evaluasi kompetensi. Semoga begitu.

01 Juli 2012

PPDB Kota Madiun

Seperti tahun-tahun sebelumnya Pemerintah Kota Madiun memberlakukan kebijakan dengan mengutamakan warganya untuk bersekolah di kota Madiun. Selama warganya masih bisa masuk di sekolah negeri, maka warga luar kota Madiun sulit untuk masuk sekolah di kota Madiun. Kebijakan ini memang menuai pro dan kontra, tetapi wali kota Madiun tetap bergeming dengan kebijakkannya. Kebijakan ini sangat menguntungkan Lembaga pendidikan di wilayah sekitar kota Madiun.

Hasil-hasil Sementara Penerimaan Peserta Didik Baru Tahun 2012 kota Madiun dapat di lihat di S I N I

29 Juni 2012

PPDB 2012 SMKN 1 Wonoasri

Mulai Tahun Pelajaran 2012 - 2013 SMKN 1 Wonoasri melaksanakan Penerimaan Peseerta Didik Baru secara Online Real Time, dimana untuk mendaftarkan diri di SMKN 1 Wonoasri para calon peserta didik bisa mengakses dari berbagai tempat tidak terbatas ruang dan waktu.  Untuk memastikan bahwa data yang disampaikan lewat Online benar dan kesungguhan untuk masuk di SMKN 1 Wonoasri, maka calon peserta didik harus melakukan Verifikasi yang dilakukan di sekolah. 

Sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) ini dirancang sebagai wujud komitmen dari SMK Negeri 1 Wonosari sebagai Sekola Berstandart ISO 9001:1998 yang menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan berkarakter.
Sistem ini dirancang untuk mempermudah calon Peserta Didik Baru untuk melakukan pendaftaran secara On-Line (tidak tebatas tempat) dan Real-Time (tidak terbatas waktu). Sehingga kapanpun dan dimanapun calon peserta didik dapat melakukan pendaftaran.

Untuk mengakses Hasil - Hasil PPDB SMKN 1 Wonoasri Kab. Madiun dapat di lihat di     S I N I ......!!@!!!


26 Juni 2012

Pedoman PPDB


Pedoman tentang Penerimaan Peserta Didik Baru:
  • Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
  • Peraturan Bersama Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri Agama tentang Penerimaan Peserta Didik Baru Pada Taman Kanak-Kanak / Raudhatul Athfal / Bustanul Athfal dan Sekolah / Madrasah
  • Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2011 Tentang Larangan Pungutan Biaya Pendidikan pada Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama
  • Surat Edaran Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas Nomor: 1839/C.C2/TU/2009
  • Surat Dirjen Dikdas Nomor 384/C.C3/MN/2012 tentang Pemberitahuan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB)
Dokumen-dokumen tersebut dapat diunduh pada tautan di bawah ini: